Welcome

Selamat Datang Di Kuro No Tsubasa Tolong Jangan Lupa Kasih Comment yachh

6 Jan 2013

Sanbi no Isonade







Sanbi no Isonade :
• Kemampuan : Kekuatan air pada umumnya.
• Urutan Kekuatan/Fisik Bijuu : 6 (Enam).
• Urutan Chakra/Stamina Bijuu : 7 (Tujuh).
• Simbol Elemen : Air (Dewa Air).
• Asal/ditemukan : Di Empat kepulauan negara Nanju-Area Laut Yawagawa.

Isonade adalah monster ikan dalam legenda Jepang. Ceritanya diteruskan turun temurun di Matsuura, Provinsi Hizen dan laut di Jepang Barat. Kisah ini juga terdapat dalam Ehon Hyaku Monogatari, sebuah kumpulan buku cerita aneh. Dalam literatur kuno Honssenk, monster ini disebut guchiwani (guchiwani hiu bermulut besar).

Isonade berbentuk seperti hiu dengan tanduk di kepalanya serta memiliki tiga buah ekor dan tiga buah sirip,
ia juga mampu mengendalikan air sesuai dengan keinginannya. Ia pertama
kali ditemukan di perairan Yamagawa dan hidup di kedalaman perairan Jepang bagian barat.
Setiap beberapa bulan dia akan keluar ke permukaan untuk menghirup
udara. Ketika dia melakukan hal ini dia akan menimbulkan badai dan ombak
di perairan sekitarnya, semua kapal didekatnya akan tenggelam dan
kemudian dijadikan makanan oleh Isonade. Dia juga sering menyerang
kapal-kapal yang berlayar di lautan bebas.

Isonade memiliki bawahan bernama Samehada yang hidup di dalam perut Isonade dan membantu menambah chakranya hingga lima kali besar. Makanan samehada berasal dari sisa makanan yang dimakan Isonade.

Dalam cerita mitologi jepang perang sembilan dewa, Isonade, yang
memiliki simbol elemen air, mengalami empat pertarungan; dua kali menang
melawan Kaku dan Shukaku, satu kali kalah melawan Nekomata, dan satu
kali melarikan diri pada saat melawan Yamata No Orochi.

Isonade muncul kalau angin utara berhembus kencang. Perahu yang lewat di
dekatnya akan diserang. Dia berenang dengan perlahan-lahan tanpa suara.
Ketika laut tenang bagaikan diusap, isonade secara tiba-tiba menyerang
mangsa dengan sirip ekor. Sebelum menyerang, dia tidak akan menampakkan
dirinya. Mangsa dijatuhkan ke laut dan dimakan. Orang yang berada di
atas kapal, tidak akan mengetahui kalau isonade sedang mendekat. Kalau
orang sadar warna air laut sudah berubah, maka semuanya sudah terlambat.
Lalu, orang akan merasakan angin bertiup dari permukaan laut menyentuh
tubuh. Angin itu berasal dari sirip ekor isonade. Kalau orang itu sadar
isonade sudah datang, orang itu pasti sudah ditangkap olehnya. Bagi
orang yang naik perahu, isonade merupakan makhluk yang benar-benar
menakutkan. Tidak ada usaha pencegahan yang bisa dilakukan agar orang
tidak dimakan isonade. Begitu ironis, alih-alih melaut menangkap ikan,
orang ditangkap ikan. Menurut salah satu penjelasan, asal usul nama
isonade, adalah permukaan laut yang bagaikan diusap (bahasa Jepang:
naderu) ketika makhluk ini muncul dari bawah lain. Kisah lain
mengatakan, ketika sirip ekornya menyerang orang, terlihat seperti
sedang mengusap.

Menurut orang di kota Kumano, Prefektur Mie, kalau ada orang mati di
pantai, “Isonade ni Naderareta Nodarou” (Itu mungkin diusap Isonade).
Menurut perkiraan peneliti y?kai bernama Katsumi Tada, isonade bukanlah
makhluk imajinasi, melainkan istilah yang dipakai untuk menyebut paus
pembunuh. Namun, paus pembunuh tidak memiliki sirip ekor penuh jarum
seperti isonade. Berdasarkan fakta orang Jepang mulai berdagang ke Asia
Tenggara sekitar Zaman Muromachi,
orang Jepang yang sampai di Asia Tenggara untuk pertama kalinya melihat
buaya muara yang kulit di punggung hingga ke ekornya memiliki banyak
tonjolan. Hal tersebut menjadi inspirasi untuk menciptakan monster
isonade yang memiliki jarum-jarum di ekornya.

Nelayan dan ksatria pemberani dari Yokohama, yaitu Takuma Muramasa,
mengorbankan dirinya di dua desa dengan aksi berani, memancing Isonade
mendekat dan menyegel bawahannya Samehada dalam alat sihir “Guci Hiu”
dan menyegelnya di dalam Tempat Suci Kuil Air.
Isonade lalu menjadi tak dapat memperoleh chakra tambahan, dan pada
akhirnya kelelahan dan dihisap oleh segel alat sihir di Tempat Suci Kuil
Air. Akibatnya, Isonade tidak dapat menggunakan chakra masif sehingga
tidak membahayakan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar